Postingan

Overthink, isn't it?

Diumur 25 tahun aku gak pengen nikah? Itu bohong sekali. Aku sangat ingin menikah, menemukan orang yang mendampingi aku. Kemana-mana gak sendirian lagi, siapa yg gak pengen coba? Tapi lebih dari itu, aku overthink tentang ‘kebebasan’. overthink kalau nanti nikah, tanggung jawabku gak cuma tenatang aku atau adekku. Lebih lebih lagi tentang anak orang yang ada disampingku. Tanggung jawab itu yang belum berani aku ambi. Ada yang deket? Jelas ada. Bohong kalo gak ada, tapi orang itu belum bisa meyakinkan bahwa ‘kebebasan’ atau tanggung jawabku akan bisa ku jalani. Pada awalnya aku merasa Nah ini Dia orangnya, tapi setelah dijalani. Sepertinya bukan Dia, hati merasakan ragu melangkah. Sedangkan nasehat dari Bapak, nanti kamu akan tau bahwa Dia itu tulak rusukmu. Kamu akan yakin dengan sendirinya, tanpa harus kamu paksakan untuk yakin. Jadi aku ambil kesimpulan, berarti memang bukan Dia. Sampai saat ini aku belum menemukan seseorang yang mampu meyakinkanku, membuatku untuk

Anda yang disana

Kenapa kamu selalu mengikuti apa mau orangtuamu? Kamu itu terlalu dikekang! Kamu dalam pengaturan Ibumu! Kau tau, menurutku itu ucapan bodoh. Orangtuaku mengajarkanku untuk Patuh, bukan berarti dikekang. Hanya diarahkan bagaimana seharusnya. Bukan juga diarahkan sesuai inginnya. Percayalah mereka sudah menjalani hidup lebih dulu daripada kamu. Mereka pernah melewati hidup sepertimu, dan mereka tau apa dampaknya. Jadi masih bisa bilang Orangtuamu itu melakukan sesuatu karena inginnya? Dia melakukan itu karena cintanya yang besar untukmu. Ikuti saja, Allah meletakkan ridhonya kepada mereka. Atau ikuti saja maumu, lakukan sesukamu. Tapi ingat ridho Allah tergantung Ridho orangtuamu. Jika kau mengatakan bahwa ‘cara hidup orangtuamu kolot, tertinggal’, maaf tidak dengan orangtuaku. Mereka selalu memberiku kesempatan untuk berbicara dan berpendapat. Lalu kau bilang ‘Aku beruntung’ Benar aku memang beruntung, makanya kau mencibir. Karena kau iri dengan keberuntunganku. Ing

Sombong sih katanya...

Kita sedikit berbincang lagi yaa, sekarang dengan kata sombong. Dalam kamus bahasa Indonesia Sombong itu berarti menghargai diri secara berlebiha n, congkak , pongah . Definisinya jelas sih menghargai diri secara berlebihan, yaa mungkin sejenis memamerkan harta yang dia punya secara berlebihan, gitu ya? Bener gak sih? Oke, sekarang definisi sombong dari sudut pandangku ya. Menurutku sombong itu adalah orang yang memamerkan sesuatu yang bukan miliknya secara berlebihan. Jadi misal aku nih pamer mobil rubicon, mengakui itu rubicon punyaku dan aku pamerkan ke orang orang bahwa itu punyaku. Itu sombong menurutku. Tapi kalo memang yang pamer itu Boss, kemana mana bawa mobil, gonta ganti mobil yang memang punya dia. Sombong gak? Biasa aja kan jatuhnya. Jadi menilai orang sombong itu menurutku persepsi, bukan suatu yang mutlak. Ketika kamu bilang orang itu sombong pamer harta dan lain sebagainya. Cek deh, kayaknya ada yang salah sama hatimu. Dia mau pamer segimananya juga, itu punya

Bersyukur

Setelah agak lama ditinggal, seperti menulis untuk mengisi waktu luang juga menyenangkan. Maaf maksudnya mencari kesibukan, biar keliatan ada yang dikerjakan dikantor, hehe. Beberapa hari lalu berbincang dengan seorang teman melalui direct messages Instagram. Sebenernya gak dia aja sih, ada yang lain juga bilang dengan kata kata yang sedikit mirip. Agak sedikit ke senggol sama kata kata dari seorang teman, dia bilang "kalo aku jadi kamu, sudah aku bersyukur banget ” Ini maksudnya nyaman dari segi gaji  ya ? Oke. Jadi gini, aku itu orangnya sedikit ambisius, sedikit perfeksionis dan sedikit agak keras kepala. Percayalah itu hanya sedikit. Dengan penggabungan hal itu menurutmu aku bisa berpuas diri dengan yang aku punya sekarang? Tentu enggak. Aku belum cukup puas, dan rasanya aku pengen coba hal lain lagi. Apalagi aku terbiasa kerja dibawah tekanan selama sekian tahun, dan sekarang kerjaannya disuruh berleha-leha, aku tentu bosan. Tapi yaaa, aku agak tersenggol dengan kata &#