jika aku betatapan denganMu Allah
Seperti biasa Nazwa terlihat begitu bahagia. Ada segoret rahasia terpancar dari wajahya Nila tak dapat menerka rahasia apa yang sedang mengaggu pikiran sahabatnya itu. setiap kali Nila bertanya Nazwa selalu mengelak. Dia selalu mengalihkan pembicaraan. Nila semakin yakin Nazwa menyimpan sesuatu. Bahkan saat sedang duduk berdua ditaman Nazwa pun masih enggan berbagi apa maslah yang melukis wajahnya. Nila menyerah dia tidak bertanya lagi. Pulang sekolah Nazwa dijemput oleh kakaknya, lain dari biasa kakak Diko terlihat begitu menyayangi Nazwa. Biasanya kak Diko selalu marah-marah pada Nazwa. Ada apa dengan keluarga Nazwa, Nila masih bertanya-tanya dalam hatinya.
Diko mengantarkan Nazwa ke rumah sakit untuk check up. Diko dengan setia menemani Nazwa.
“Maaf Nazwa, kamu harus dirawat sayang” ucap dokter ramah pada gadis usia 14 tahun itu.
“Tapi Nazwa pengen sekolah Dok, Nazw gak mau semua tau Nazwa sakit” elak Nazwa dengan mata berkaca-kaca.
“Adek sayang, mau yah dirawat kak Diko sayang Nazwa” ucap kakaknya berusaha meluluhkan hati adiknya. Diko memeluk adiknya dengan hangat, matanya berkaca-kaca tapi segera ia tepis. Dia tak ingin Nazwa melihatnya menangis.
Karena Nazwa bersikeras menolak untuk dirawat akhirnya mereka pulang. Diko melihat wajah gadis disebelahnya, wajahnya sayu tak seceria dulu. Meski ia berusaha tersenyum tetap saja senyumnya hambar. Hati Diko berkecamuk, ingin rasanya dia marah pada Tuhan. Kenapa harus Nazwa yang adiknya yang selalu menyuruhnya sholat, puasa, mengaji dan bersholawat? Kenapa bukan para koruptor itu saja yang mengambil tempat Nazwa sekarang. Diko merasa baru saja bisa menyayangi adiknya dengan sangat dalam, tapi dia harus segera pergi secepat ini.
Nazwa tiba-tiba batuk dan mengeluarkan darah. Diko mengambil jalan memutar dipacunya gas mobil secepat mungkin. Dia tidak ingin kelalaiannya berakibat fatal. Batuk Nazwa tidak juga berhenti, kapanikan semakin merasuki pikiran Diko. Sesampainya dirumah sakit, tanpa basa-basi Diko mengangkat adiknya yang terus batuk menuju ruang IGD. Diko berteriak-teriak marah pada petugas yang lambat.
“Dokter, suster cepat! Tolong adik saya” teriak Diko penuh emosi.
Dokter dan para petugas yang lain segera menolong Nazwa. Diko lantas menghubungi orangtuanya untuk datang sesegera mungkin kerumah sakit. Diko dengan panik menunggu diluar pintu ruang IGD. Orangtua Diko datang dengan wajah yang tidak kalah panik. Ibu Diko menangis sejadinya, mereka tidak ingin kehilangan Nazwa. Dokter keluar dari ruang IGD dengan wajah yang suram.
“Maafkan kami, kami sudah berusaha semampu kami, Nazwa pulang ke Rahmatullah” ucap dokter berusaha sehalus mungkin.
Diko berteriak dan menangis, dia belum mengikhlaskan adiknya itu. Didepan jenazah Nazwa, Diko menangis menyalahkan dirinya sendiri.
“Nazwa bangun sayang, Kak Diko disini sayang, Kak Diko sayang Nazwa. Nazwa bangun, bangu sayang, jangan tinggallin Kak Diko. Nanti gak ada yang narik kakak buat sholat, gak ada yang maksa kakak baca al-quran. Nazwa bangun Kak Diko janji gak bakal telat sholat lagi. Nazwa bangun kakak sayang Nazwa. Nazwaaaa..” Diko sangat sedih dengan kepergian adik satu-satunya itu.
Jenazah Nazwa dibawa pulang ke rumah. Diko tidak henti menangisi adiknya itu. lebih dari lima kali Diko membaca Yasin untuk adiknya. Diko pergi kekamar Nazwa dilihatnya kamar dengan nuansa girly dengan cat pink dan boneka tersusun rapi di tempat tidur. Diko menemukan selembar coretan Nazwa, sepertinya itu tulisan Nazwa. Diko mengambilnya dan membaca dengan seksama.
Ya Allah mungkin ini cobaan dariMu untukku. Aku akan melewati ujian ini dengan sukses. Meski jujur aku sudah tidak sanggup lagi. ini benar-benar sakit. Lambat laun Kak Diko, Ayah, Ibu, juga Nila pasti tau penyakit ini. Ya Allah aku tak ingin mereka kasian padaku, aku ingin tetap seperti ini. Jangan biarkan mereka tau dan lalu sedih melihatku Ya Allah.
Ya Allah, aku mohon bahagiakan keluargaku. Buatlah temanku tersenyum senang. Jangan biarkan mereka meneteskan airmata kesedihan. Biarkan mereka selalu tersenyum bahagia. Ya Allah mungkin ini waktunya aku pulang. Aku mohon jaga mereka untukku, Aku tak kuat lagi menahan sakit ini. Allah, aku ingin tidur dipangkuanMu. Aku ingin mendapat peluk hangatMu. Mungkin aku tak pantas berharap demikian dosaku terlalu besar. Tapi Allah aku yakin kau tak akan membuatku sedih. Terimakasih Allah,
Aku titip mereka padaMU, jaga mereka untukku..
Diko menemukan lagi selembar kertas biru diatas meja belajar Nazwa, diambilnya lalu dibaca.
Jika aku bertatapan denganMu aku ingin mengatakan. Betapa aku menyayangi Kak Diko Ya Allah, betapa aku peduli dengan Kak Diko Ya Allah. Tolong jaga Kak Diko khusus untukku Ya Allah. Aku mohon kabulkan do’aku Ya Allah, perkenankan doaku untuk Kak Diko. Rubahlah Kak Diko menjadi lebih baik. meski dia mengacuhkanku dan tak menganggapku aku mohon jagalah dia untukku.
Jika aku bertatapan denganMu Allah aku ingin katakan bahagiakanlah Kak Diko. Rubahlah perilakunya menjadi lebih baik. Buatlah Kak Diko selalu tersenyum, jangan biarkan ada setetespun airmata dipipinya.
Jika aku bertatapan denganMu Allah aku tak ingin katakana biarkan aku sehat. Aku tak ingin katakana izinkan penyakit ini pergi. Tapi aku ingin katakan sehatkanlah jiwa raga Kak Diko Ya Allah.
Kebahagian kakakku lebih berharga dari nyawaku Ya Allah. Sungguh aku menyayanginya, jaga ia Ya Allah saat aku pulang nanti..
Aku sayang Kak Diko Ya Allah, aku sayang Kakakku….
Waktu akan terus berjalan maju, tak akan mungkin berjalan mundur. Lakukanlah yang terbaik untuk orang sekitarmu, jangan oernah sia-siakan waktu. Selagi sempat buatlah sahabat dan keluargamu tersenyum…
Komentar
ini cerpen tercepat dan terpendek yg pernah ku bikin.. hhaa
thanks gan..
Posting Komentar