Mimpi Indah ~
Sepertinya sudah lama aku tak bersua,
sudah lama juga aku tidak bercerita. Aku ingin menceritakan rasaku yang entah
ini benar atau salah. Ada sosok yang membayangi setiap langkahku. Memenuhi pikiran
ini. Sehingga rasanya menyesakkan dada. Aku tidak tau apakah ini, rasa yang salah.
Aku hanya bisa berdoa, karena rasa ini bukan lagi sekedar rasa. Rasa ini telah
berubah menjadi aku menyayanginya. Semua yang dia lakukan selalu benar dan
semua yang dia lakukan selalu menyejukkan. Meskipun dia melakukan kesalahan,
tetaplah ada pembelaan dan tetap saja akan terlihat benar dimataku. Terkadang aku
hanya mencari cari alasan untuk menghubunginya, untuk tau bagaimana keadaannya.
Hanya untuk memastikan dia baik baik saja.
Terkadang juga, jika rindu ini sudah
tak terelakkan dia tiba-tiba muncul tanpa diminta. Dia tau apa kebiasaanku,
baik dan burukku. Bahkan tidak segan mengarahkan dan memarahiku jika memang
yang kulakukan itu salah. Aku adalah makhluk egois, dan aku sadari itu. Dihadapanya
semua keegoisanku dapat mereda. Dia yang mampu meredakan emosiku, dan hanya
didepannya aku bisa berlaku manja. Entahlah aku merasa nyaman dengannya. Rasa nyaman
yang belum pernah aku dapatkan dari orang lain selama ini. Meskipun dia sudah
tau banyak tentangku, ada banyak hal yang tidak ku tau tentangnya. Ada banyak
hal yang dia sembunyikan, sehingga aku hanya bisa menerka. Apa sebenarnya yang
ada dipikirannya.
Bahkan aku bingung dengan sikapnya,
dia kadang terlihat seperti malaikat yang baik. Tapi terkadang juga dia seperti
anak kecil yang sedang manja yang tidak tau apa yang harus ku lakukan. Semuanya
salah dimatanya. Jika sebuah pertemanan biasa apakah seperti ini kondisinya? Jika
hanya sekedar rasa saudara apakah seperti itu sikapnya? Dia membuatku
bergantung kepadanya. Apapun yang kulakukan semua sepengetahuannya. Menjadi sebuah
habit dimana ada aku, disana ada dia. Ini terlalu dekat, ini sudah melampaui
batas.
Ingin rasanya mengulang rasa ini, aku
tidak bisa lagi menghentikannya sekarang. Aku ingin menghilangkan rasa nyaman
yang sudah terlukis. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendirian. Zona ini
terlalu nyaman untukku. Mimpi ini terlalu indah, hingga aku lupa bahwa ini
hanyalah mimpi sesaat. Mungkin besok atau lusa aku harus bangun dan menjalani
kenyataan bahwa ini semua hanya khayal.
Dia sudah tidak ada lagi disampingku
sekarang. Tentu aku merasakan kehilangan mendalam. Dia yang selalu
membayangiku, sekarang lenyap. Hampa rasanya jiwa tanpa adanya bayang meskipun
ia semu. Aku meyakinkan diriku, ini yang terbaik. Setidaknya dengan cara ini
aku akan bisa melupakannya. Aku akan belajar untuk berdiri sendiri tanpa bantuannya.
Meskipun dengan usaha keras dan sedikit airmata. Benar, airmata ini tidak
hentinya mengalir menyadari bahwa tak ada lagi sosoknya disini. Aku memang
harus menghilangkannya dari pikiranku.
Usahaku nihil, baru beberapa jam aku
tidak menghubunginya. Aku berusaha mengikhlaskannya, melupakannya dan membuang
jauh pikiran tentangnya. Dia datang lagi menghampiriku. Meskipun tidak dengan
raganya, tapi dengan suaranya diseberang sana. Aku luluh lagi, aku jatuh lagi. Entahlan
apa yang harus ku lakukan sekarang. Ketika aku berusaha sekuat tenaga
melupakannya, mengabailkan rasa rindu yang ada. Dia datang dengan seenaknya,
menyampaikan rasa rindu yang mungkin ini salah. Harusnya aku hentikan semuanya.
Aku hanya bisa berdoa, jika memang
kau yang tertulis di lauhul mahfudzku. Aku ingin jatuhkan aku sejatuh jatuhnya
kepadanya. Tapi jika ini salah patahkan hatiku sepatah patahnya, hingga aku
sadar bahwa semua ini hanya mimpi indah. Bukan kenyataan dan bukan realita yang
harusnya ku jalani. Menghentikannya seketika sepertinya mustahil, tapi bertahap
aku akan membiasakan diri tanpanya. Bismillah
Komentar
Posting Komentar